Monday, March 26, 2012

Chapter XVII: Dia.

Dia itu plin plan.
Dia sedih kalo ada orang yang gak suka sama dia.
Dia pengen jadi orang yang disukai dan disenangi oleh banyak orang,
ketakutan terbesar dia adalah dibenci, apalagi sama orang yang dia sukai/ kagumi.

Pada dasarnya dia orang dengan rasa empati yang besar. Dia terbiasa menempatkan diri di posisi orang lain, karena itu dia benci bikin susah/repot orang lain. Ibunya selalu berkata "enggak apa-apa orang nyakitin kita, asal kita jangan nyakitin orang lain." Dan dia coba buat nurut sama nasihat Ibunya.

Prinsip dia adalah jangan melakukan hal-hal yang lo gak mau dapetin, ke orang lain. Karena itu dia selalu mencoba baik/ramah sama orang yang bahkan dia gak suka, bukan karena munafik, tapi atas nama sopan santun.

Benci adalah satu kata yang kuat untuk dia. Bagi dia membenci orang yang udah nyakitin dia adalah wajar.  Benci akan terucap ketika ada orang yang udah bikin dia kecewa, yang bikin dia nangis. Oh iya dia juga benci dirinya yang gampang nangis :")

Dia ingin menjadi sesosok pribadi yang kuat, tangguh. Karna itu dia bangun tembok pelindung disekelilingnya, tapi begitu mudah dia membiarkan orang-orang yang dia kira baik untuk masuk ke dalam benteng  perlindungannya. Karena itu dia gampang tersakiti. Dia mudah percaya, dan dia percaya pada dasarnya semua orang itu baik.

Lalu dia sadar betapa banyaknya orang yang sudah tidak baik lagi, maka dia mencoba untuk menjauhi orang-orang yang menurut dia tidak baik, karena dia percaya dia punya hak untuk mengatur pribadi-pribadi mana yang pantas ada di kehidupan dia, atau tidak.

Ketika dia jatuh cinta, maka masuk akal-lah bagi dia; untuk memberikan yang terbaik untuk orang yang dicintainya. Orang itu akan menjadi prioritas utama dia.. bodoh memang. Tapi memang cinta bikin orang jadi bodoh kan?? :"o

Dia ingin sekali saja, dimanja. Walaupun dia adalah wanita yang independen, ada saatnya dia ingin merebahkan tubuhnya ke bahu pria yang dia cinta. Dia ingin mempunyai sesosok yang selalu dia andalkan.. dan dia berangan-angan.. apa salah untuk berharap banyak dan berharap tinggi kepada orang yang paling berarti bagi dia?

Dan dia sadar bahwa orang yang berarti bagi dia tidak mempunyai perasaan yang sama seperti dia. Dia bukanlah prioritas utama bagi sosok itu.

Dia menyerah akan semua yang ada, tentang harapan yang pernah digantung tinggi-tinggi, tentang cinta yang dia bangga-banggakan. Dia percaya, lalu kecewa. Maka, dia memilih untuk pasrah dan mengalah pada kenyataan.

Dia adalah Aku.

D.W

2 comments:

  1. hiks. gw mengerti abis ini post )":

    ReplyDelete
  2. haha kita sama2 libra sih ya, Libras are famous for their empathy, thats why other people usually take them for granted!! :"(

    ReplyDelete